Liburan Singkat di Cirebon
Hai hai hai sobat Traveler... Sebenarnya kedatangan ke Cirebon ini sangat mendadak. Tadinya hanya aku dan Suami saja yang kesana, tapi anak nggak jadi dititipkan di rumah Mama karena riweuh nanti antar jemputnya. Akhirnya ke Cirebon bawa anak deh tadinya mau santuy bikin konten di Hotel selama Suami berkegiatan. Emang sih tujuan Suami ke Cirebon adalah untuk memenuhi event UNESCO yaitu Jazz Festival tahunan. Sebenarnya tahun lalu Suami diundang ke Jepang buat perform tapi apa daya demi alasan keamanan selama pandemi maka Suami nggak jadi berangkat. Alhamdulillah sih ada ruang untuk berekspresi meskipun dengan standar kesehatan yang sangat ketat. Baiklah simak terus cerita kami Liburan Singkat di Cirebon..
Kami berangkat dari Bandung sekitar pukul 8.30 melewati jalan Tol, kalau naik travel perkiraan waktu yang dibutuhkan hanya 2,5 jam ternyata pakai mobil pribadi lebih lama karena ada perbaikan jalan sehingga bisa dikatakan macet atau jalanan penuh karena orang-orang juga mau liburan long weekend. Alhasil kami sampai Cirebon jam 14.30 wow lewat Tol saja 6 jam huaaaa untung anak nggak rewel sih.
Setelah sampai Cirebon kita late lunch di SSB atau Soto Sedaaap Boyolali cabang Kedawung. Tempatnya luas ada menu soto daging sapi dan soto ayam kampung. Kita pesan soto sapi pisah jadi nasinya dipisah. Pas datang, nasinya bisa dibilang sedikit jika dibandingkan dengan nasi padang muehehehe lalu irisan daging sapinya juga sedikit sih ditambah tauge yang kecil-kecil kirain kecambah, rasanya lumayan enak tapi kalau di Bandung pasti akan lebih enak lagi. Selain Soto juga ada aneka gorengan seperti gehu, mendoan, paru, telur puyuh, ati ampela, perkedel dll. Kami ambil mendoan, gehu, sosis solo dan perkedel. Untuk harga lumayan murah ya, soto Rp 11.000, es jeruk Rp 5.000 dan aneka gorengan mulai Rp 1.000-4.000. Aku suka banget sosis solo karena isinya daging cincang. Karena lapar pasti langsung habis deh.
Setelah makan, aku dan anak ke Minimarket untuk mencari es krim, lalu kita check in ke Hotel Qintani di Jl. Kepudang No.3, Sutawinangun, Kedawung, Cirebon, Jawa Barat 45153. Ini merupakan hotel bintang 2, fyi waktu itu susah banget dapet hotel karena penuh dimana-mana. Kita menginap 2 malam seharga Rp 500.000 sudah termasuk sarapan.
Review Hotel Qintani Cirebon
Hotel ini lokasinya dekat pusat kota Cirebon, dari jalan utama yaitu Jl. Tuparev Kedawung nanti ada Richesee, masuk ke gapuran dan hotelnya persis di pojokan, ada gedung serbaguna untuk resepsi pernikahan. Hotelnya 4 lantai dan kita dapat kamar di lt. 3, disediakan lift kecil untuk tamu hotel. Kita dapat kamar twin bed dan terpaksa disatukan meskipun ada meja telepon yang cukup mengganggu, selain itu ada jendela di setiap kamar, entahlah bukan jendela ke arah pemandangan ala balkon yang justru kehadiran jendela malah bikin ganggu privacy, heran deh sama arsitek nya ngapain ngasih jendela segala huhu.
Kamar mandi nya juga nggak bersih karena ada lalat huhu cuma disediakan peralatan mandi sederhana dari Red Doors dan 1 handuk dewasa saja, tidak ada keset padahal penting agar anak nggak jatuh setelah keluar dari kamar mandi. Disediakan 2 botol air mineral ukuran sedang yang kalau nggak minta lagi di hari kedua ya nggak akan dikasih. Ada meja rias, lemari gantungan baju yang nggak ada gantungan nya wkwk sama televisi yang awalnya kita nggak tahu caranya ternyata pakai remote berbeda untuk layanan tv kabel dari Transvision. Ac dingin dan ada air hangat juga sih. Dengan harga segitu seharusnya fasilitas ditingkatkan lagi ya soalnya di Cirebon banyak hotel jadi bersaing kan.
Untuk sarapan sendiri selama 2 hari diantarkan ke kamar, menunya nasi goreng dengan kerupuk yang tidak renyah kalau kelamaan karena disimpan diatas nasi, untuk rasa lumayan lah tapi agak pedas dan anak nggak bisa makan. Sebenarnya kami mengharapkan kamar hotel yang nyaman karena lebih banyak staycation di hotel, sedangkan suami sibuk kesana kemari. Semoga nanti Qintani lebih baik lagi.
Oh ya malam pertama menginap ada kejadian yang lumayan spooky sih. Jadi waktu magrib kan tiba-tiba shower nyala sendiri, pintuk kebuka sendiri dan pas nengok keluar, di tangga tuh kan ada lukisan, lampunya kedap-kedip sendiri kan aku jadi takut soalnya cuma berdua sama anak. Akhirnya setelah Sholat, aku bawa anak keluar hotel untuk cari makan malam. Ternyata kartu lift nya nggak bisa dipakai turun lift huhu. Akhirnya aku memberanikan diri turun tangga dimana melewati setiap lukisan dengan lampu yang belum dibenerin jadi kedap-kedip seperti film horor.
Saat di lobby, aku mau pesan nasi goreng dan tau nggak sih kalau restoran tutup jam 2 siang hahha. Untung depan hotel ada tukang nasi goreng Rp 13.000 rasanya biasa aja tapi lumayan aku makan berdua sama Gen. Terus lama ya kita nungguin Papi dan akhirnya minta wifi ke hotel, sayang di kamar lt. 3 nggak ke detect jadi katanya sih gangguan huhu payah. Terus aku dan Gen keatas tapi pintu susah dibuka. Kita kebawah lagi turun tangga melewati lukisan kedap-kedip dan bilang ke Petugas hotel. Akhirnya dibantu dibuka kunci kamar dan bilang kalau lift turun nggak bisa, akhirnya petugas mencet kode baru deh bisa huhu.
Aku dan Gen nonton aja di kamar, Papi pulang bawa mie tektek Rp 18.000 dalam box kecil dan yah lumayan lah rasa Cirebonan. Besoknya kita mau jalan-jalan tapi bingung karena waktunya terbatas. Akhirnya sewa motor petugas hotel selama kurang lebih 3 jam buat keliling Cirebon dari jam 10an kita keluar hotel menuju Keraton.
Explore Cirebon
Kita mengandalkan Google Maps, ternyata di Cirebon tuh banyak Keraton ya, kita melewati keraton Kacirebonan, Kasepuhan dan Kanoman. Selain itu Cirebon kan kotanya lebih dahulu berdiri daripada Bandung, jadi tentu saja peninggalan zaman kolonial lebih banyak. Hampir setiap perempatan jalan raya tuh banyak berdiri bangunan tua peninggalan zaman Belanda yang masih kokoh berdiri, bagus banget buat hunting foto hahaha tapi kami nggak foto-foto sih karena bawa bocil, beneran bagus bangunannya sekarang jadi Bank terus ada bekas pabrik tembakau, baru di cat jadi bagus-bagus deh gedungnya. Kalau di Bandung sudah jadi wisata selfie di seperti di Braga atau Gedung Merdeka, nah di di Cirebon lebih banyak lagi gedung-gedung tua nya.
Tujuan utama kita adalah ke Keraton Kasepuhan yang dekat masjid dan alun-alun, suasana rindang dan ada semacam Abdi dalam atau Elang-elang kalau masuk kedalam, mereka adalah Tour guide nya juga. Kami nggak masuk karena terbatas waktu, jadi cuma foto di depannya saja. Next time kalau ke Cirebon lagi pengen explore ke dalam karena suasana nya mirip di Bali ya, banyak bangunan gapura bata merah seperti pura.
Selanjutnya kita ke Keraton Kanoman yang kalau di google terlihat cantik, warnanya putih bersih dan pas kesana sih kurang terawat, masuk lewat gang dan keluar lewat pasar, entah gimana kalau bawa rombongan besar jadi di belakang pasar sih keratonnya. Kalau dirawat pasti akan bagus, ini tuh kotor, banyak sampah dan rumput menjulang tinggi. Gen naik odong-odong kereta Rp 5.000 dan beli Cendol Rp 5.000. Suasana keraton emang adem sih banyak pohon apalagi disini nggak ramai karena kayak udah nggak diperhatikan lagi, nggak ada Elang-elang. Jadi kalau harga dan biaya hidup kayaknya nggak beda jauh sama Bandung sih, Cirebon cukup friendly, aku ngomong bahasa Indonesia dijawab Bahasa sunda. Aku ngomong Bahasa Sunda dijawab bahasa Cirebon, nanti aku ngomong bahasa Cirebon, dijawab bahasa Jawa hehe...
Cirebon sendiri cuacanya lebih panas dari Bandung ya, malam 28 dan siang bisa 35 derajat woi jadi anggap aja hangat. Makanya aku suka heran kalau ada yang bilang Bandung panas, Bandung macet, yaelah kayak yang nggak pernah jalan-jalan aja ke tempat yang lebih panas heheu dinikmati aja lah mau panas mau macet eh lagian siapa yang bikin Bandung macet? 😆 Aku juga jalan-jalan nggak mau banyak ngeluh lah, Alhamdulillah banget masih bisa liburan sama keluarga tercinta. Jadi kalau ke daerah yang panas pake Outfit yang nyaman dan tipis aja jangan coba Korean style tumpuk-tumpuk soalnya ini bukan Lembang hehe. Tapi Cirebon yang sekarang nggak sepanas waktu pertama kali dulu kesini zaman kuliah, karena masih spring ceritanya bukan puncak summer hehe.
Setelah dari Kanoman, agak gerimis nih kita pulang jalan-jalan ke kota dan makan nasi Jamblang Bang Dul depan Grage Mall. Mohon maaf rasanya biasa saja tapi yang ngantri luar biasa, harganya pun lumayan ya makan bertiga dengan menu diet sederhana dipatok hampir 50k wow. Aslinya dikit banget guys cuma udah jadi khas nasi sedikit diatas daun, tapi kalau mau tambah nasi boleh kok, kita sih nggak.
Setelah makan, kami kembali ke Hotel dan tidur siang karena sore, aku mau zoom meeting dan ketemu teman online Dhia. Zoom meeting kelar jam 5 dan kami makan di SSB lagi, kali ini pesan soto ayam kampung pisah Rp 11.000 sama sosis solo dan es jeruk. Nggak lama Dhia dateng dong dan kita ngobrol sebentar sampai magrib. Kami pulang ke hotel dan nonton lagi, Gen tidur aku nonton drkaor Mouse kwkwkw. Suami latihan lagi sampai tengah malam.
Besoknya kami packing dan main ke rumah temannya Suami, istirahat di rumah teman Suami lalu saat Suami ke acara, aku mengajak Gen ke Burger Kings, jalan kaki dekat tapi sayang Playground nya nggak bisa dipakai huhu. Karena nggak terlalu banyak pengunjung akhirnya aku pakai wifi untuk download. Sudah jam 5 sore aku dan Gen ke SSB lagi untuk ngemil eh gehu nya habis jadi makan sosis solo saja dan nonton papi perform. Setelah selesai, kami pulang ke Bandung jam 12 malam. Sungguh liburan yang berkesan, sampai jumpa lagi Cirebon.... Sekian kisah Liburan Singkat di Cirebon, semoga nanti kita jalan-jalan lagi ya.
Baca juga:
Review 3 Restoran Mewah di The Trans Luxury Hotel Bandung
Asyiknya Staycation Bersama Keluarga di Hotel Ibis Bandung Trans Studio
Kencan di Hutan Wisata Batu Kuda Gunung Manglayang Bandung Timur