Hai hai seperti yang dibilang waktu Backpackmoon ke Bali, saya merasa berdosa karena sebagai Wargi Bandung tapi belum
sempat berkunjung ke Galeri Seni Pak Nyoman Nuarta yaitu Nu Art Sculpture Park.
Karena di tempat inilah terdapat workshop
pembuatan Patung yang menjadi ikon pariwisata di Bali yaitu Garuda Wisnu
Kencana, so pas ke Bali bukannya gak
mau masuk GWK Cultural Park tapi karena waktunya mepet banget. Mudah-mudahan
nanti saat saya ke Bali lagi, bisa berkunjung kesana aamiin.
Nah mungkin ada yang belum mengenal
Pak Nyoman Nuarta ya? Beliau adalah Seniman Bali yang sudah lama tinggal di
Bandung. Dibalik kemegahan patung GWK itulah, ada tangan dingin Pak Nyoman yang
karyanya sangat brilian dan fenomenal. Karena susah banget bok bikin patung.
Dulu saya pernah nonton acara yang
dipandu Irfan Hakim, beliau jalan-jalan ke Nu Art Sculpture Park dan dipandu
langsung sama Pak Nyoman. Saya tertarik banget pengen kesana, saya kira itu
adalah Selasar Soenaryo, ternyata beda Seniman juga beda hasil karya seni nya
heheu. Nah sepulang dari Bali, saya makin ngebet pengen berkunjung kesana.
Nu Art Sculpture Park terletak di
Jl. Setraduta Raya L-6 Bandung. Kalo akses dari Cimahi sih kita bisa lewat
jalan Budi yang tembus ke Komplek Perumahan Setraduta, kalo dari luar Bandung
setelah keluar Tol Pasteur belok kiri menuju Universitas Maranatha nanti ada
pertigaan mentok ke sebelah kiri. Tempatnya terdapat dalam kompleks, berapa
kavling kali ya buat Nu Art Sculpture Park itu soalnya luas dan sejuk banget.
Setelah memarkir kendaraan, saya dan
suami menuju pintu masuk dan disambut oleh petugas galeri. Suami bilang kalo
kita ini blogger, suka menulis blog jadi mau minta izin nanti menulis, toh
secara enggak sengaja kita ini jadi mempromosikan dengan senang hati hehe. Karena
petugasnya kurang ngerti jadi manggil petugas yang lebih senior, yang
sepertinya orang Bali, terlihat dari logat bicaranya. Setelah diizinkan untuk
menulis, kami sempat mengobrol seputar Nu Art Sculpture Park ini. Pernyataan sang
petugas yang paling berarti bagi saya adalah “Nu Art Sculpture Park dan project GWK Cultural Park itu dibiayai
dari dana pribadi, bayangkan dari hanya patung saja sudah bisa mensejahterakan
masyarakat sekitar GWK, akses jalan, pembangunan hotel dan menghidupkan
perekonomian warga sekitar GWK.”
Salut banget deh, ditengah
orang-orang yang enggak menghargai karya seni dengan masih minta “gambarin gratis
dong” (pipis aja bayar) atau yang mengharamkan menggambar dan mematung tanpa mengkaji lebih
dalam, apakah mereka jika punya banyak kekayaan akan sanggup menginvestasikannya
dengan membuat patung? Mari berfikir positif bahwa berkarya dan berbagi adalah
suatu hal yang mulia. Sekarang ini pengunjung GWK sekitar 4000 turis setiap
harinya, silakan Anda hitung sendiri uang yang berputar. Semua kerja keras Pak
Nyoman ini merupakan investasi kebaikan yang membuat karya Pak Nyoman abadi.
Sebelum berkeliling galeri ini, kami
juga membaca peraturan yang lumayan banyak dan karena kami pasangan Seniman, sudah
biasa berkunjung ke Pameran dan Galeri Seni tanpa berfoto, jadi kami memang
tidak masalah jika tidak bisa mengambil gambar. Petugas kemudian menjelaskan bahwa sekarang disini sudah boleh berfoto, namun tidak diperkenankan memakai flash dan tongsis so, kami gembira karena anak alay tidak akan
betah disini hihi
Ngomong-ngomong soal etika di galeri seni, saya gemas sekali melihat video ini,
sang Ibu membiarkan anaknya melewati tali pembatas yang melindungi suatu karya seni, kemudian sang Ibu merekam tingkah polah
anaknya yang lucu sehingga keaktifan si bocah malah merusak karya seni di Galeri
tersebut hiks hiks, saya aja yang bukan pemilik karya tersebut prihatin banget seperti sayap yang patah juga. Memang "namanya juga anak-anak" tapi alangkah lebih bijaksana jika sang Ibu mengajarkan sang anak untuk belajar menghargai karya orang lain dengan menaati aturan.
Pentingnya belajar etika seni ini biar gak malu-maluin, meskipun sudah ada petunjuk kita tetap harus tahu diri karena tidak semua orang bisa menghasilkan karya seni, jadi kita harus menghargainya. Hal-hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
Pentingnya belajar etika seni ini biar gak malu-maluin, meskipun sudah ada petunjuk kita tetap harus tahu diri karena tidak semua orang bisa menghasilkan karya seni, jadi kita harus menghargainya. Hal-hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
- Baca peraturan pameran/ galeri seni (Setiap tempat dan penyelenggara memiliki peraturan sendiri, misalnya di Selasar Sunaryo tidak boleh berfoto ya jangan dibantah).
- Gali informasi sebanyak mungkin saat berkunjung, biar pas ada yang nanya: ada apa aja disana? Gak tahu soalnya cuma foto-foto doang eahhhh
- Jangan menyentuh karya seni
- Jika diperbolehkan berfoto, jangan kebanyakan selfie deh karena Anda tidak akan menikmati suasana yang sedang berlangsung
- Jaga ketertiban
- Jaga kebersihan
- Jaga sopan santun
Saat kami berkunjung bulan Mei kemarin, sedang
diadakan pameran seni dengan tema Mulat
Sarira Nagri Parahyangan, yang berarti kurang lebih seperti ini “menoleh
diri” sebuah ajakan “mari kita mengembalikan budaya kita sendiri”, karena
disini tanah Parahyangan makanya ada kata Nagri Parahyangan. Yup menurut saya
ini adalah kritik sosial dimana saya sebagai Orang Bandung juga merasa kian
hari makin kehilangan budaya sendiri, dari pemberian nama, penggunaan bahasa
dan sikap masyarakat Sunda yang sudah mengalami perubahan.
Setelah berkunjung kesini, saya
makin cinta budaya Indonesia yang beraneka ragam dan menoleh diri sejauh mana
sih saya mencintai budaya saya? Saya juga ingin anak-anak saya nanti mencintai
budaya bangsanya sendiri. Selain Nu Art Sculpture Park, di Bandung juga
terdapat galeri seni lainnya yaitu Selasar Soenaryo dan Wot Batu di Dago Bukit Pakar
Timur, Museum Pak Barli (Maestro lukis Indonesia) yang terletak di jl. Dr.Sutami,
Bale Seni Barli yang dibangun di Kota Baru Parahyangan Padalarang. Next saya dan Suami juga ingin punya galeri seni juga dong hihi
Sekian jalan-jalan artistik kali ini, semoga kita bisa belajar menghargai karya seni orang lain dan
melestarikan budaya kita sendiri, budaya Indonesia! Salam.
Baca juga: Tempat belajar seni di Cimahi & Bandung Barat
Baca juga: Tempat belajar seni di Cimahi & Bandung Barat