"Ibu... Ibu... kuota Bu, beli kuota sekarang!", rengek Adek, pada Ibunya.
"Duh, gimana dong Kak Sandra, Adek jadi kecanduan gadget terus nih, sering banget beli kuota, aku kan jadi pusing!", keluh Ibunya yang juga sahabat saya.
Sering mendengar ucapan Ibu dan anak seperti itu? Saya sering, bahkan kerabat saya yang masih kecil juga sudah kecanduan
gadget, susah makan, pengennya jajan kuota. Mirisnya lagi, kalau mereka datang ke rumah Nenek, memasang wajah jutek, tidak sun tangan sama Nenek, kalau ditanya malah diam serta cuek, apakah mereka lupa pelajaran senyum, salam, sapa, sopan dan santun? Hiks, memang tidak semuanya seperti itu, tapi kemanakah masa kecil yang ceria dan bahagia itu?.
Nasihat dari Dokter dan Buku
Parenting yang pernah saya
review juga, anak dibawah umur dua tahun, sebaiknya tidak
screentime apapun programnya, supaya tidak terjadi
speech delay dan
hyper active. Anak saya Gentra usianya belum dua tahun, tidak menonton TV, karena saya juga tidak menonton TV saat bermain dengannya. TV sengaja di pindahkan dari kamar agar jika ingin menonton, ya harus menunggu anak tidur dulu hehe, tapi saya memang sudah jarang sekali menonton TV (
bye-bye Korean Drama😂). Saya dan Suami juga
sounding sama Gen agar tahu kalau
Smartphone hanya untuk alat komunikasi, bukan untuk
mobile blogging, lol.
Akan tetapi, zaman sekarang kita tidak bisa menghindari kemajuan teknologi kan, lalu solusinya bagaimana? Sebagai
Drawing Teacher yang sudah melangalang buana di tempat kursus menggambar (sampai akhirnya saya dan Suami membangun Sanggar Seni bersama), saya merekomendasikan produk terbaru dari Faber-Castell, yaitu
Faber-Castell Colour to Life.
Sejak launching perdana bulan April lalu, saya dibuat gemas dan penasaran banget, hal keren apalagi sih yang dikeluarkan Faber-Castell? Ketika berkesempatan mencoba Faber-Castell Colour to Life, senang banget deh rasanya, maklum ya, saking mencintai dunia Seni, punya sahabat baru untuk berkarya itu seperti dukungan alam semesta raya.
Baca juga:
Colour to Life ini adalah sinergi antara seni konvensional yaitu mewarnai dengan kecanggihan teknologi digital Augmented reality, sehingga objek yang kita warnai menjadi hidup, berinteraksi, bisa langsung difoto dan dimainkan dalam 5 games edukasi yang menantang. Seru banget kan! Maka dari itu, akhir pekan kemarin saya mengundang Adek dan Ibunya main ke rumah, kebetulan di TK nya Adek akan diadakan lomba mewarnai tanggal 15 Agustus nanti, jadi sekalian membimbing Adek untuk lomba, saya juga mau ngasih surprise pada Ibunya bahwa sekarang nggak usah khawatir lagi kalau anak kecanduan gadget, kita bisa arahkan ke hal positif, anak bisa mewarnai gambar agar kemampuan motoriknya semakin bagus, juga melatih imajinasinya lewat permainan yang canggih serta mendidik.
|
Salah satu halaman dalam Buku mewarnai Colour to Life |
Paket Colour to Life terdiri dari buku mewarnai yang dilengkapi oleh 20 Connector pen sebagai alat warna yang bisa dirakit sesuai imajinasi. Saya meminta Adek untuk memilih gambar yang ia suka, ternyata Adek pilih gambar Pilot. Kemudian saya membimbing Adek untuk belajar mewarnai menggunakan Connector pen yang sudah tidak diragukan lagi kualitasnya, jadi aman banget buat anak-anak. Saya juga membantu mewarnai
background gambar dengan berbagai teknik agar Adek juga kecanduan belajar menggambar dan mewarnai hihi.
|
Dok. Pribadi mengajar di kelas dan di luar kelas (melukis di alam) |
Berdasarkan pengalaman mengajar di Global Art (tempat kursus menggambar yang paling banyak cabangnya di seluruh dunia) dan Bale Seni Barli (Tempat Wisata Seni milik Maestro lukis Indonesia, Bapak Barli Sasmitawinata yang juga seorang Pahlawan Nasional), anak-anak memang suka males mewarnai
background karena bidangnya yang lebih luas, jadi agar anak tidak lelah duluan, kita harus mengajari teknik mewarnai yang menyenangkan. Nah, dalam Faber-Castell Colour to Life juga diberikan
booklet contoh teknik mewarnai yang unik lho.
Melihat proses mewarnainya, Adek sudah bisa rapi, tidak keluar garis dan bisa fokus mengikuti instruksi saya. Ternyata Adek pandai memilih warna, meskipun awalnya kesulitan karena mewarnai dengan Faber-Castell Connector pen adalah suatu hal yang baru untuk Adek, tapi karena Adek tipe anak yang
perfectionist, sudah sedikit sekali warna "putih" pada objek yang diwarnai. Guru nya saja kalah, nih hehe. Saya sengaja tidak menutupi bagian "putih-putih" tersebut karena yang terpenting adalah proses belajar, bukan hasilnya saja.
|
Adek asyik sekali mewarnai |
Setelah proses mewarnai, saya buka aplikasi Colour to Life yang bisa di unduh secara gratis (bisa di App Store, Google Play store maupun
scan barcode pada kemasan produk, pastikan
Smartphone mendukung). Kemudian klik
start dan pilih
game yang sesuai dengan gambar yang telah diwarnai,
scan pada gambar dengan jarak 30cm tegak lurus, jika sudah sesuai, dalam beberapa detik, hasil objek yang telah diwarnai berubah menjadi karakter 3D. Memang tak butuh waktu lama, kerja sama ini menghasilkan karakter hidup yang membuat Adek girang bukan kepalang. Kalau teman-teman masih bingung cara pakai aplikasinya, bisa klik link YouTube di bawah ya :).
Adek pun sempat berfoto dulu dengan karakter favoritnya itu. Lalu saat dicoba
game-nya bernama
Safe Flight, tentang permainan halang rintang khas anak-anak, Adek langsung bisa tapi saat kalah harus di
scan ulang, ternyata. Manfaat yang bisa diambil adalah menguji kesabaran dan melatih cekatan. Adek malah sebentar main
game-nya, lebih tertarik mewarnai lagi dan lagi, hore!. Sebagai
reward, saya memberikan beberapa Connector pen untuk Adek agar bisa latihan juga di rumahnya.
|
Sandraartsense.com |
Oh ya, sehari sebelumnya saya juga sudah mencoba
games Balance Your Brain. Ibu menyusui juga butuh hiburan dan
Me time dong, jadi setelah
unboxing, saya memilih gambar kucing Seniman untuk diwarnai karena sejak kecil cita-cita saya adalah menjadi seorang Seniman, lengkap dengan
background lukisan Van Gogh saya siap bermain
game, eh tapi saya mencoba berinteraksi dengan Mr. Kucing dan
selfie dulu, lho. Hehe maaf ya, saya senang banget soalnya waktu kecil nggak ada mainan yang seperti ini.
|
Selfie with Mr. 😻 |
|
Mencoba Game Balance Your Brain |
Game Balance Your Brain itu tentang permainan benar atau salah sekaligus belajar Bahasa Inggris, misalnya warna coklat tapi kalau tulisannya
orange, kita harus menekan tombol silang, tapi jika warna coklat dan tulisannya
brown, maka kita harus menekan tombol ceklis. Permainan ini berpacu dengan waktu, sebagai pemanasan
score saya 125 poin hehe. Lumayan banget kan, bermanfaat untuk menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri.
"Ibu, Adek suka! Adek pengen belajar gambar lagi sama Kak Sandra", ucap Adek pada Ibunya dan membuat saya terharu.
Setelah selesai bermain, Sang Ibu yang melihat anaknya gembira, ingin memberikan Colour to Life sebagai kado ulang tahun yang bermanfaat untuk Adek. Faber-Castell Color to Life ini dapat dibeli di Tokopedia, Gramedia dan Toko buku terdekat kesayangan kalian. Harganya juga terjangkau, sekitar Rp 100.000-an saja.
Begitulah cerita akhir pekan saya yang kedatangan murid baru setelah lama cuti melahirkan hehe. Kegiatan belajar sambil bermain ini cukup mengobati kerinduan saya pada kegiatan mengajar, rasanya haus berkarya ini sirna ketika Faber-Castell menyemangati saya untuk terus berkarya dan berbagi inspirasi, karena dua hal itulah yang bisa menambah kebahagiaan hidup ini.
Saya jadi tak sabar deh mewarnai bersama anak sendiri, mungkin nanti pas Gentra sudah mahir memegang Connector pen dan tertarik mewarnai gambar, ya. Semoga pengalaman ini menjadi ide perekat kembali hubungan orang tua dan anak (
bonding time/ quality time), dimana saat anak mewarnai, kita bisa sambil mendongeng dan berceloteh lucu supaya anak-anak semakin kreatif dan kembali bebas tersenyum. Penasaran sama tiga
games lainnya?
Yuk, segera warnai karakter favoritmu dan rasakan petualangan seru bersama Faber-Castell Colour to Life! Selamat berkarya.