Seni Bangkit dari Pandemi

 Seni Bangkit dari Pandemi

Aku makin bangga dengan kota Bandung yang selalu sukses menarik wisatawan untuk berkunjung. Fasilitas publik dan moda transportasi juga sudah oke, tinggal edukasi untuk masyarakat nya nih, memang sepenting itu yang namanya pendidikan. Terkadang masih ada yang malas antri tiket di stasiun, buang sampah sembarangan di tempat wisata hingga pura-pura tidur di kursi prioritas padahal ada wanita dan anak-anak yang naik bus.

Hal-hal kecil yang dilanggar tersebut kadang bikin badmood dan kesal hehe, tapi untung nya kini ada media sosial ya, kita bisa sharing agar bisa mengedukasi masyarakat. Aku terlahir dari keluarga yang sederhana tapi aku beruntung orangtua ku mengedepankan pendidikan. Mereka berharap kami anak-anak nya bisa mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Alhamdulillah impian orang tua kami terwujud dan kami bisa kuliah di Universitas negeri. Tapi setelah lulus kuliah dan bekerja, ternyata nggak sesuai harapan. Aku bekerja di bidang yang berbeda dengan background kuliah, tapi itu bukan masalah untukku dan keluarga, yang penting halal.

Setelah lulus aku mengajar di tempat kursus gambar dan SMK, ya aku memang memiliki hobi menggambar. Seolah aku sedang menyuapi inner child ku di masa lalu, bagiku melakukan aktivitas seni seperti terapi dan refreshing, kalau anak zaman now bilang healing wkwk. Lambat lain orang-orang mengetahui hasil karyaku dan mulai menyuruh untuk menjual gambar, setelah rajin promosi akhirnya aku kerap mendapatkan orderan gambar dari luar kota, pada saat mengirimkan pesanan gambar tentu saja aku harus mengirim paket. Untungnya sekarang mengirim paket nggak seribet dulu, ada JNE yang setia menemani perjalanan karya-karya ku hingga sampai ke tangan konsumen.

Tapi orderan gambar berkurang drastis saat pandemi menghadang. Wajar saja, daripada order gambar, orang mungkin akan lebih memilih membeli beras untuk makan. Sampai Dinas terkait di daerahku memberikan bantuan kepada Seniman yang berkecimpung di dunia kreatif. Uang memang sangat dibutuhkan saat pandemi, seolah masa depan abu-abu dan kepingin ini itu. Aku bersyukur memiliki hobi seperti menulis, membaca dan menggambar yang tak perlu keluar rumah tapi bisa membuat hati tenang dan tak perlu khawatir soal masa depan.

Saat ini anakku semakin besar dan aku harus membersamainya belajar calistung sehingga aku harus putar otak lagi untuk mencari penghasilan tambahan, karena aku pun ingin memberi uang untuk kedua orang tua. Disaat teman-temanku resign karena harus mengurus anak kedua, aku justru ingin kembali bekerja, karena aku merasa butuh tempat untuk menyalurkan value yang aku punya, aku ingin menjadi orang yang bermanfaat. Tapi di satu sisi juga aku galau jika harus meninggalkan anak, aku takut anak kecanduan main game atau screen time yang sudah sangat dibatasi. Setelah beberapa cara aku coba, akhirnya aku kembali ke dunia seni dengan manjadi konten kreator seni yang kerap membagikan tutorial menggambar, mewarnai dan melukis di media sosial.

Alhamdulillah setelah pandemi berlalu, meskipun orderan gambar tidak sebanyak dulu, aku tetap bersyukur dan merasa cukup. Aku bisa memberi kepada orang tua, membantu saudara yang membutuhkan dan tentunya belanja online. Biasanya aku membeli skincare, baju, kuota dan alat gambar. Kalau dulu aku punya uang, pasti barang yang aku inginkan terasa mahal, tapi sejak ada kehadiran toko online, semua terasa lebih mudah dan murah. Kita tinggal duduk di rumah, barang impian datang dikirimkan kurir paket andalan yaitu JNE. Kalau belanja kan pasti nggak semuanya lancar, kadang ada kesalahan sehingga kita haru terima apa adanya atau melakukan retur pengembalian barang.

Bukan tanpa alasan sih memilih JNE karena sudah terpercaya mengirim paket tepat waktu, dari kirim kado untuk teman di luar kota hingga paket pekerjaan semuanya beres. Alhamdulillah gerai dan gudang kecamatan nya dekat rumah, jadi hal tersebut sangat membantu soal kecepatan pengiriman. Kurirnya juga sopan, mencet bel cukup sekali dan ada pilihan JNE YES atau Yakin Esok Sampai sehingga kalau ada kesalahan saat belanja online bisa retur ke JNE supaya prosesnya lebih cepat.

Tentang JNE

JNE dikenal sebagai salah satu perusahaan ekspedisi barang terbesar di Indonesia, karena jaringan dan jangkauan area distribusinya yang mencakup lebih dari 83 kota, dengan gerai penjualan berjumlah lebih dari 8,000 titik dan mempekerjakan lebih dari 50,000 karyawan di seluruh Indonesia.

Visi:

Menjadi Perusahaan Logistik Terdepan di Negeri Sendiri yang Berdaya Saing Global

Misi:

Untuk Memberi Pengalaman Terbaik Kepada Pelanggan Secara Konsisten

Produk dan Layanan JNE:

• JNE Express
• Diplomat
• Super Speed
• YES (Yakin Esok Sampai)
• Reguler
• OKE (Ongkos Kirim Ekonomis)
• JNE Online Payment
• JNE Loyalty Card
• JESIKA
• PESONA
• MyJNE
• JNE Trucking
• International service
• Roket Indonesia
• JNE Logistic
• Jasa pindah
• Pergudangan
• Pengiriman kendaraan
• JNE Freight
• Jasa Kepabeanan
• Ocean Freight
• Jaringan JNE Freight

Wah ternyata banyak banget ya produk dan layanan JNE, dari kirim paket hingga layanan keluar negeri. Sejak awal JNE berdiri H. Soeprapto menggarisbawahi bahwa filosofi “Berbagi, Memberi dan Menyantuni” harus menjadi bagian dari budaya perusahaan. Sesuai dengan nilai – nilai perusahaan berbagi, memberi, menyantuni, perusahaan sangat aktif dalam bidang kemanusiaan, dengan program berupa kepedulian terhadap anak yatim fakir miskin dan duafa, program kepedulian terhadap bencana, dan juga peduli terhadap kesehatan, pendidikan dan pangan yang bekerjasama dengan berbagai pihak.

Dan saat pandemi, perusahaan bersama dengan seluruh stakeholder mendukung upaya pemerintah dalam penanggulangan covid – 19, dengan melakukan bantuan pengiriman untuk masker, tabung oksigen dan alat – alat kesehatan. Serta perusahaan juga membantu upaya pemerintah dalam penanggulangan Covid – 19 dengan melakukan kegiatan vaksinasi untuk di hampir seluruh cabang di Indonesia.

Apakah teman-teman juga pakai layanan JNE untuk kirim-kirim barang dan berbisnis? Yuk, sharing biar bangkit bersama JNE yang sudah setia selama 32 tahun melayani kebutuhan masyarakat Indonesia.