Dear readers, para calon pengantin, pengantin baru dan pengantin yang sudah lama menikah, kita ngobrolin uang lagi, yuks? Ngobrolin uang bukanlah hal yang tabu, semua butuh uang meskipun uang tak bisa membeli kebahagiaan tapi uang bisa memiliki power. Bagi pasangan yang sudah menikah, penting sekali membicarakan uang demi masa depan bersama.
Nah, supaya tidak terlambat, alangkah baiknya jika para pengantin baru atau yang sedang merencanakan menikah, dapat memahami bahwa keuangan sebelum dan setelah berkeluarga memiliki perbedaan. Kebiasaan buruk dalam mengatur keuangan saat masih Single, jangan dibawa lagi. Tapi jika sudah disiplin, kebiasaan baik itu bisa ditularkan kepada pasangan supaya terjadi goals bersama yaitu financial freedom di masa tua. Lalu, apa saja sih tips merencanakan keuangan bagi pengantin baru? Simak sampai tuntas ya!
Tentukan tujuan keuangan bersama dan buatlah anggaran baru
Setelah menikah, ada dua kepala yang pastinya memiliki keinginan dan harapan tentang masa depan. Berbagai pemikiran tersebut silakan ditampung untuk membuat daftar anggaran yang harus disepakati bersama. Misalnya prioritas utama adalah memiliki rumah, menyiapkan dana darurat atau biaya hidup saat dinas di luar kota.
Berdiskusi untuk kata sepakat
Siapa yang akan menjadi Manajer Keuangan rumah tangga? Suami? Istri? Atau keduanya?
Optimasi penghasilan rumah tangga, apakah nanti keduanya tetap bekerja? Membuka usaha? Atau hanya Suami bekerja dan Istri bisnis dari rumah?
Realitas keuangan sekarang dan jujur dengan pasangan adalah kunci terciptanya kesehatan financial. Utarakan penghasilan saat ini, jangan sampai saling bohong atau menipu punya ini itu ternyata masih tersandung hutang sebelum menikah.
Tentukan pos keuangan non keluarga, karena biasanya seorang anak yang berbakti masih akan terus memberikan bantuan financial kepada kedua orang tuanya, pastikan berapa jumlahnya supaya tetap adil untuk kedua belah pihak.
Persiapkan dana darurat
Sebelum merencanakan kehamilan, ada baiknya pasangan yang baru menikah juga mempersiapkan dana darurat sambil mencari tahu apakah pasangan kita bertanggung jawab atau tidak. Seperti yang sering saya singgung dalam artikel keuangan, sebaiknya saat masih Single kita harus memiliki dana darurat sebanyak tiga kali gaji. Lalu setelah menikah tanpa anak, kita diharapkan menabung sebanyak enam kali gaji untuk dana darurat selama enam bulan.
Memilih proteksi keuangan dan investasi
Jika memiliki pasangan yang boros, susah menabung, memiliki proteksi berupa asuransi dan investasi deposito adalah keharusan karena sistemnya saklek, mau tidak mau harus menyisihkan penghasilan untuk ditabung, kan?
Disiplin dalam mengelola keuangan
Mengubah kebiasaan memanglah sulit, banyak pasangan yang telah menikah menilai pasangannya telah berubah. Sebenarnya bukan berubah, tapi mereka sedang menunjukan topeng aslinya. Jadi, bisa saja selama berpacaran terlihat baik karena ada maunya, kebiasaan bertahun-tahun sebelum menikah tentunya kebiasaan yang paling lama dan paling menancap. Waspada jika pasangan berubah drastis apalagi jika tidak memberikan hak serta kewajiban.
Demikianlah sharing saya kali ini, semuanya berdasarkan pengalaman pribadi, orang sekitar dan artikel keuangan yang relate dengan kehidupan keuangan millenials. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang ingin maju dalam berumah tangga. Jika ada tips lainnya silakan tulis di kolom komentar dan jangan ragu sebarkan tulisan ini ya!
Read more:
Waaah betul banget tuh Mbak Sandra. Buat pengantin baru harus diputuskan di awal ya siapa yang jadi manager keuangan rumah tangga suami atau istri. Jadi enak kesananya.
ReplyDeleteIya supaya ngga saling menuntut dan menyalhkan jika ada perkara
DeleteSetuju!
ReplyDeleteApalagi soal tabungan. Pertimbangkan dengan bijak apakah akan menggunakan 2 rekening dal menabung. Karena semakin banyak rekening, semakin besar pula biayanya.
Iya mba, sebaiknya dipisah juga tabungan tapi tetap tau harta yanhmg digabung
DeleteDulu saya nggak mikir sejauh itu, Mbak. Beruntung suami memang orangnya suka berpikir untuk jangka panjang, semua direncakan dengan baik masya Allah, jadi saya pun banyak belajar...
ReplyDeleteSeiring berjalannya waktu ya mba kita belajar
Deleteyg proteksi itu wajib sih, kayak asuransi, apalagi utk pasangan yg susah banget nabung. dgn adanya proteksi, setidaknya kalo ada apa2 dgn pasangan, salah satunya dpt bantuan dr UP asuransi.. aku sendiri udh sepakat ama suami, yg ngatur keuangan itu aku.. krn suami cendrung boros.. aku juga boros, tp terkontrol. Dibanding dia, aku memang paling jago bikin planning. planning keuangan, planning traveling, semua pasti aku.. nah, untuk eksekusi di lapangan, itu pak suami :D. dia bisa dibilang pelaksananya, yg tau harus gmn di lapangan. sesuai ato ga dgn apa yg aku rencanain :D. jd kita saling kerjsama
ReplyDeleteSubhanallah mba Fanny makasih telah berbagi pengalaman
Deletedana darurat emang wajib hkumnya buat pengantin baru,, masalahnya kita gatau ya kedepannya akan ada trouble seperti apa. Wajib banget artikel ini dibaca temen ak yang mau married nih hihihi
ReplyDeleteSetelah menikah, aku lgsg show off ke paksu cara aman nyimpen duit, aku nggak bilang a,b,c,d cukup dicontohin aja, toh dia udh gede ini, pasti ngerti lah.. alhasil karena seringnya kelebiham budget di akhir bulan paksu minta ajarin gimana caranya nabung yg bijak. Nah kan gampang ngajarinnya jadinya qkqk
ReplyDelete