Dear good people, minggu lalu jagad Instagram dihebohkan dengan #BenerinCashflow nya di akun Blogger Idolaque kak Andra Alodita yang juga seorang Artsy Mom. Jadi, kak Andra ini emang sudah saya follow sejak awal ngeblog, beliau terkenal saat musim Honey Lemon Shot yang segar dan menyehatkan, kak Andra juga IVF Warrior (yang sering nanya kapan atuh punya anak? Wajib baca perjuangan beliau). Dalam blognya alodita.com, saya belajar tentang kecantikan juga, tak jarang saya benar-benar terpengaruh untuk membeli produk yang dipakai kak Andra, selain itu yang paling penting saya juga mengambil banyak pelajaran dari Financial Journey beliau, padahal saya kuliah Manajemen, tapi terasa lebih mudah dan praktis sekarang deh hehe.
Kemarin-kemarin itu kak Andra mengajak kita #MerdekaSecaraFinancial bareng-bareng. Sudah deh, sekarang kita terbuka saja, masalah uang jangan dianggap tabu, supaya kita lebih maju dan sukses di masa depan. Jadi nih ya, saya tulisin resume hasil sharing kak Andra dan kak Randy selaku Financial planner ditambah pengalaman jujur dan real saya dan Suami. Awalnya ragu sih mau share ini, siapa tahu ada yang senasib dan berusaha merdeka juga. Ya, anggap saja pakai Betadine, emang sih awalnya perih tapi borok nya bisa sembuh, daripada dikasih gula-gula nanti diabetes. Semoga tulisan ini bermanfaat ya! Happy reading guys...
Millenials problem (s) itu biasanya susah banget buat nabung, uang cuma lewat doang di rekening dan uangnya habis dipake buat Lifestyle. Apalagi di era sosmed kayak sekarang ya guys, kalau nggak kuat iman bisa panjat sosial dan melakukan apa saja demi eksistensi, penah nggak sih tergoda buat beli baju kekinian, traveling, staycation, ngafe instagenik? Saya pernah tapi sekarang dan suka juga menghibur diri tapi nggak inferior pada yang berlebihan, soalnya kan kita tidak tahu proses pencapaian seorang Selebgram, justru sekarang lagi kagum sama yang hidup minimalist, zero waste tapi aset maksimal.
Tahun 2012 awal kerja, saya nggak pernah punya tabungan mantep di rekening, padahal aslinya saya nggak pernah ngehedon, beli baju, nyalon, nongki di cafe tuh langka banget demi orang tua. Kerasa lah dulu gaji abis mulu, padahal saya juga nggak punya hutang, nggak nyicil motor, tapi emang bantuin ortu bangun rumah. The more you give, the more you get, Alhamdulillah sekarang punya tabungan.
Nah, buat yang memiliki millenials problem (s), bisa mulai benerin Cashflow dengan cara mencatat pemasukan dan pengeluaran kita, jangan sampai deh besar pasak daripada tiang, nyesek! Ada dua aturan untuk Benerin Cashflow. Yang pertama adalah spend less than you earn. Agar lebih memudahkan, buatlah enam pos-pos keuangan, yaitu:
1. Zakat/sedekah
Perhitungan zakat penghasilan itu hanya 2,5% setiap bulan, kalau sedekah sebanyaknya. Setiap bulan kami bisa transfer ke orang tua dan mertua, Alhamdulillah nggak pernah minta uang, ngerepotin atau pinjem uang. Ya, walaupun ngasih nya masih sedikit tapi kami jamin itu dari sumber yang halal. Kemudian lagi jadi kebiasaan nih, kalau lihat kotak amal, pengennya ngisi terus.
2. Dana darurat
Disarankan untuk menyisihkan 10-30% dari penghasilan, single adalah 3 kali gaji (saya dulu boro-boro punya dana darurat, tabungan sebelum nikah saja dikit banget, tapi sekarang Alhamdulillah bahkan pernah rekening lebih banyak daripada yang nyari nafkah). Untuk yang sudah menikah dan belum punya anak sebaiknya punya dana sebesar 6 kali gaji. Nah, bagi yang punya anak 1 seperti kami, sebaiknya punya dana darurat untuk setahun atau dua tahun kedepan alias 12 kali gaji (Alhamdulillah sudah! Catatan: Suami bekerja dan saya Ibu rumah tangga, setiap rumah tangga punya kebutuhan berbeda).
3. Tabungan dan investasi
Beda ya sama dana darurat, tabungan dan investasi ini untuk masa depan misalnya membeli rumah/kendaraan secara tunai, umroh dan haji pun tanpa hutang. Idealnya kita bisa menyisihkan 10-20% dari penghasilan setiap bulan. Pernah mikirin nggak? Minimal kita harus punya tabungan 2 juta buat liang lahat, karena kuburan ternyata nggak gratis, masa mau ngerepotin yang masih hidup, sih?
4. Utang/cicilan dan kreditan
Kartu kredit kalau butuh dan bisa bayar ya nggak masalah asal jangan lebih dari 30% dari gaji, tapi saya dan suami nggak pakai, Alhamdulillah nya juga menikah tanpa utang jadi kebawa sampai sekarang prinsip hidup tanpa utang, badan langsing, rekening gendut, hemat pangkal kaya hehe.
5. Kebutuhan primer
Hitung semua pengeluaran dengan rinci agar kita tahu mana yang nggak dibutuhkan, terkadang kita memang terlalu banyak keinginan daripada yang sebenarnya kita butuhkan. Nah, saya dan Suami bukan tipe anak Akuntansi sih ya, pernah awal nikah saya nyatet pengeluaran malah stress hahah jadi saya nggak pernah nyatet karena tahu mana yang butuh, mana yang nggak penting, mungkin karena nggak punya beban hutang kali ya, kalau kalian punya emang wajib dicatet, supaya nggak kebablasan.
6. Hobi/lifestyle
Nah, setelah lima pos diatas teratur, baru deh bersenang-senang dengan kesukaan (jangan kebalik, ngehedon dulu sampe lupa sedekah). Tapi saya lagi males belanja bahkan untuk alat gambar, mau pakai yang ada saja dimaksimalkan, berbeda dengan Suami yang membutuhkan Bass baru, tapi selama hobi atau passion nya bagus bahkan menghasilkan, nggak masalah sih mengeluarkan dana untuk hobi karena hobi itu langkah awal agar kita tidak menua tanpa karya. Alhamdulillah juga masih bisa ngajak anak jalan-jalan, yang penting anak happy, mommy refreshing dan papi juga dompetnya nggak jebol hehe.
Jika masih belum bisa ikut alur kebiasaan yang disarankan sedekah-dana darurat-tabungan-hutang-kebutuhan-gaya hidup, lebih baik masuk aturan cashflow nomer dua yaitu: Earn more than you spend, tapi prinsip kami sih jangan ngejar duit nanti capek, lebih baik dikejar duit. Gimana caranya? Think Creative!, sekarang kita semua punya kesempatan yang sama, tinggal mau atau tidak? Lebih baik kerja keras sekarang, membangun aset agar di hari tua tidak lelah atau merepotkan anak. Selain kerja keras, kita juga harus kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas.
Perhitungan zakat penghasilan itu hanya 2,5% setiap bulan, kalau sedekah sebanyaknya. Setiap bulan kami bisa transfer ke orang tua dan mertua, Alhamdulillah nggak pernah minta uang, ngerepotin atau pinjem uang. Ya, walaupun ngasih nya masih sedikit tapi kami jamin itu dari sumber yang halal. Kemudian lagi jadi kebiasaan nih, kalau lihat kotak amal, pengennya ngisi terus.
2. Dana darurat
Disarankan untuk menyisihkan 10-30% dari penghasilan, single adalah 3 kali gaji (saya dulu boro-boro punya dana darurat, tabungan sebelum nikah saja dikit banget, tapi sekarang Alhamdulillah bahkan pernah rekening lebih banyak daripada yang nyari nafkah). Untuk yang sudah menikah dan belum punya anak sebaiknya punya dana sebesar 6 kali gaji. Nah, bagi yang punya anak 1 seperti kami, sebaiknya punya dana darurat untuk setahun atau dua tahun kedepan alias 12 kali gaji (Alhamdulillah sudah! Catatan: Suami bekerja dan saya Ibu rumah tangga, setiap rumah tangga punya kebutuhan berbeda).
Beda ya sama dana darurat, tabungan dan investasi ini untuk masa depan misalnya membeli rumah/kendaraan secara tunai, umroh dan haji pun tanpa hutang. Idealnya kita bisa menyisihkan 10-20% dari penghasilan setiap bulan. Pernah mikirin nggak? Minimal kita harus punya tabungan 2 juta buat liang lahat, karena kuburan ternyata nggak gratis, masa mau ngerepotin yang masih hidup, sih?
4. Utang/cicilan dan kreditan
Kartu kredit kalau butuh dan bisa bayar ya nggak masalah asal jangan lebih dari 30% dari gaji, tapi saya dan suami nggak pakai, Alhamdulillah nya juga menikah tanpa utang jadi kebawa sampai sekarang prinsip hidup tanpa utang, badan langsing, rekening gendut, hemat pangkal kaya hehe.
5. Kebutuhan primer
Hitung semua pengeluaran dengan rinci agar kita tahu mana yang nggak dibutuhkan, terkadang kita memang terlalu banyak keinginan daripada yang sebenarnya kita butuhkan. Nah, saya dan Suami bukan tipe anak Akuntansi sih ya, pernah awal nikah saya nyatet pengeluaran malah stress hahah jadi saya nggak pernah nyatet karena tahu mana yang butuh, mana yang nggak penting, mungkin karena nggak punya beban hutang kali ya, kalau kalian punya emang wajib dicatet, supaya nggak kebablasan.
6. Hobi/lifestyle
Nah, setelah lima pos diatas teratur, baru deh bersenang-senang dengan kesukaan (jangan kebalik, ngehedon dulu sampe lupa sedekah). Tapi saya lagi males belanja bahkan untuk alat gambar, mau pakai yang ada saja dimaksimalkan, berbeda dengan Suami yang membutuhkan Bass baru, tapi selama hobi atau passion nya bagus bahkan menghasilkan, nggak masalah sih mengeluarkan dana untuk hobi karena hobi itu langkah awal agar kita tidak menua tanpa karya. Alhamdulillah juga masih bisa ngajak anak jalan-jalan, yang penting anak happy, mommy refreshing dan papi juga dompetnya nggak jebol hehe.
Jika masih belum bisa ikut alur kebiasaan yang disarankan sedekah-dana darurat-tabungan-hutang-kebutuhan-gaya hidup, lebih baik masuk aturan cashflow nomer dua yaitu: Earn more than you spend, tapi prinsip kami sih jangan ngejar duit nanti capek, lebih baik dikejar duit. Gimana caranya? Think Creative!, sekarang kita semua punya kesempatan yang sama, tinggal mau atau tidak? Lebih baik kerja keras sekarang, membangun aset agar di hari tua tidak lelah atau merepotkan anak. Selain kerja keras, kita juga harus kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas.
Oh ya, ada catatan tambahan:
Membuat beberapa rekening, penting banget memisahkan rekening Suami Istri karena pepatah Cina mengatakan, jangan simpan telur di keranjang yang sama. Sebelumnya sudah pernah dibahas di blog kalau saya sudah hijrah ke Bank syariah, jadi hijrah itu bukan soal hijab saja tapi keuangan juga, sebisa mungkin menghindari yang namanya riba. Saya dan Suami ingin menegakan yang benar, bukan membiasakan yang baik saja karena yang baik belum tentu benar.
Saking sayangnya saya pada seseorang, saya menyarankan agar beliau juga membuat rekening terpisah dengan Suami, tapi beliau menolak (tanpa membaca terlebih dahulu, orang Indonesia minat baca rendah, lebih suka dikasih ikan daripada kail, jangankan buku, saya yakin dia nggak akan baca blog ini heheu), katanya Suami nya baik, percaya tapi bisa saja orang berubah, kan? Kemudian saya bilang lagi, ya nggak apa-apa 1 buat sehari-hari dan 1 lagi buat pendidikan anak, tapi beliau menolak kembali, biar dipisahin sendiri saja.
Kenapa sih saya repot ngurusin duit orang segala, karena saya tahu beliau hutang nya banyak, hutang usaha, belum hutang nikah dan sehari-hari, saya kaget karena saya ngumpulin uang segitu susahya minta ampun, ternyata orang lain malah minus. Bukankah kalau orang terlilit hutang piutang itu self control dan financial management nya kurang bagus? Sedih ya, sesulit itu menyuruh orang menabung, mungkin ilmu saya tidak cocok untuk orang terdekat, tapi cocok untuk kamu, iya kamu yang nggak punya alasan untuk sukses karena alasan untuk gagal itu banyak.
Pakai aplikasi pengatur keuangan dan jujur menjadi diri sendiri, jangan demi gaya tiap akhir bulan merana. Oke, selanjutnya saya akan sharing tentang mengumpulkan dana darurat sebagai proteksi karena Tuhan sudah menyuruh kita agar jangan sampai meninggalkan generasi yang lemah. Dana darurat itu penting karena terkadang ada hal-hal yang tidak bisa kita hindari semacam bencana alam, krisis dan PHK.
Saya dan Suami sebenarnya bukan tipe orang yang suka menghitung-hitung harta kekayaan, takut seperti Qarun dan Firaun, tapi biar tenang, yuk hitung dana darurat apakah sudah 12 kali gaji atau pengeluaran perbulan? Alhamdulillah sudah, bahkan sejak sebelum saya hamil, jadi kami punya dana darurat sebelum punya Gen tapi bisa menghidupi 3 orang untuk setahun.
Alhamdulillah hikmah mempersiapkan kehamilan, nggak buru-buru, jadi puas honeymoon dan baru ngeh sampai punya dana darurat. Apakah kami sudah merdeka secara financial? Tentu saja belum, kami harus menabung lebih banyak lagi untuk tempat tinggal, pendidikan anak, traveling, bantu orang tua dan siapa tahu kami akan tinggal di luar negeri, kan? Lalu, bagaimana cara kami mengumpulkan dana darurat? Ternyata kami mengikuti saran benerin cashflow 1 dan 2, tapi kami nggak punya hutang/cicilan atau kreditan hehe.
Kenapa sih saya kekeuh banget nggak mau punya hutang? Karena hutang itu berat, tidak ada dinar dirham di akhirat kelak, orang selalu bilang kalau nggak nyicil nggak akan punya, tapi saya yakin punya Tuhan yang maha kaya, saya takut kalau saya nyicil untuk punya, nanti Tuhan ambil semuanya lewat musibah. Tuhan yang menyuruh saya menjauhi riba, Tuhan pula yang melancarkan rezeki saya.
Dana darurat kayak gimana sih? bisa berbentuk Deposito, sebaiknya Deposito syariah supaya halal dan bagi hasil, jadi lebih jelas meskipun bagi hasilnya tidak sebesar bunga bank konvensional. Kemudian logam mulia atau emas batangan, jangan perhiasan yang Istri pakai, itu mah harga jualnya rendah. Kalau mau ikut saham dan investasi lainnya juga boleh kok selama aman dan paham. Buat kalian yang masih berjuang mengumpulkan dana darurat, yuk benerin dulu cashflow-nya, supaya kita sama-sama menuju financial freedom!
Mungkin sekian dulu ya sharing-nya, gimana teman-teman, kalian juga sudah punya dana darurat, kan? Silakan isi kolom komentar bagaimana cara kalian mengatur keuangan. Apabila merasa artikel ini bermanfaat bantu share ke sosial media ya, terima kasih.
Mungkin sekian dulu ya sharing-nya, gimana teman-teman, kalian juga sudah punya dana darurat, kan? Silakan isi kolom komentar bagaimana cara kalian mengatur keuangan. Apabila merasa artikel ini bermanfaat bantu share ke sosial media ya, terima kasih.
Nah ini, belum punya. Selalu gagal kalau ingin menyiapkan dana yang satu ini. Semoga ke epan bisa punya dana ini :)
ReplyDeleteAamiin, semangat ✊
Deletedana daruratnya masih sering kepake buat yang ga darurat, hihihihi
ReplyDeleteSemangat mba✊
DeleteKebanyakan uang habis karena gaya hidup yang hedon ya kak Sandra. Padahal kalau berhemat dan bisa mengatur keuangan pasti merdeka selalu secara finansial semoga kita merdeka selalu ya kak sandra hihi
ReplyDeleteAamiin busuu idolaque❤️
Deletekebanyakan uang dipake buat cicilan :D duh bukan self control euy mba San yg masalah akan tetapi kebutuhan yang mendesak *tutup muka
ReplyDeleteSemoga dilancarkan ya mba, semangat ✊
DeleteThanks sharingnya. Kalo aku nggak nyimpen uang banyak-banyak di bank, San, paling cuma buat transaksi doang. Untuk dana pendidikan juga gitu, awalnya bikin rekening untuk dana pendidikan Dhia&Akram, tapi setelah aku pikir lagi, 10 tahun kemudian pas uang mau dipakai kuliah bocah, nilainya akan menurun, jadi kemarin tuh diambil semua dan dibelikan LM. Dana darurat, investasi, sama tabungan pendidikan semua dlm bentuk LM.
ReplyDeleteIya karena LM itu nilainya ngga akan terjun seperti uang, klo uang berasa di rampok pas keluar negeri❤️
Deletenah ini info yang kuperlukan seputar pengelolaan uang yang baik, selama ini pengaturanku berantakan
ReplyDeleteSemangat ✊
DeleteDana darurat yang sering banyak dilupakan orang2, padahal penting banget dana darurat menurutku
ReplyDeleteKalo pepatah Cina bilang jangan menyimpan telur di keranjang yang sama, kemudian hidup itu nggak boleh kepepet❤️
DeleteNoted teh :) Spend less than we earn. Aku masih berusaha menyisihkan dari uang belanja teh. Ga banyak tapi kalau dikumpulkan setahun lumayan lah hihi. Kalau traveling bisa beli barang untuk diri sendiri. LOL.
ReplyDeleteIya mba, makasih sharingnya ❤️
DeletePenting bangt memang dana darurat. Aku sebnernya termasuk telat mulai nabung dan investasi. Dulu kita berdua boros banget. Tp skr mah udh tobat dan mulai nyisihin dana utk investasi dan tidak ada hutang :). Walopun utk bank, krn aku sendiri msh kerja di HSBC, semua rekening kita pakai itu. Blm kepengin sih pindah ke syariah. Bukan masalah ribanya. Tp harus diakui bank syariah ga sekomplit bank asing dlm hal fasilitas. Sementara aku termasuk rutin traveling, dan sering transfer cross border ke LN. Nah, yg paling gampang dan murah ya bank asing utk pengiriman ksana :) . Mungkin nanti kalo udh ga rutin trf cross border, aku bisa mikirin uk pindah k syariah.
ReplyDeleteKalo masalah rekening pisah, itu memang wajiiib sesekali :p. Tapi kebalikan ama temenmu, rekening aku dan suami dikumpulin dalam satu rekening yaitu aku :D. Pak suami juga sih yg minta, katanya biar kalo ada apa2 sama dia, aku ga usah repot ngurus apapun. Krn toh semua ats namaku. Kecuali kalo yg kenapa2 aku, ya gpp dia aja yg repot katanya ngurus ke bank :D. Yo wis, aku nurut wae kalo dia maunya gitu :D.
Hihi lucky u mba, tfs ya btw iya rekening konvensional masih ada, hanya untuk transaksi dan kebutuhan administrasi seperti itu. Tapi teteup berusaha menghindari riba karena aturan Tuhan, hanya takut kepadaNya❤️
DeleteBelon punya dana darurat. Adanya tabungan sekolah anak eheuheuheu
ReplyDeleteSemangat ✊
Deleteaku penggemar kak Alo, aku juga udah baca blognya, aku sekarang jadi lebih hati-hati mengeluarkan uang, apakah ini kebutuhan atau hanya keinginan saja, 6 pos ini sedang aku lakukan semoga aku berhasil, aamiin
ReplyDeleteAamiin, semangat Ra ❤️
DeleteSemasa gadis, saya juga susah nabung. Padahal gaji lumayan dan ga ada tanggungan
ReplyDeleteEh sesudah merit malah bisa 😁😁
Alhamdullilah
Alhamdulillah seneng banget bacanya ❤️
Deletewah kudu ini sih, aku selalu nyimpan untuk keadaan yang tiba2
ReplyDeleteIya sedia payung sebelum hujan ❤️
DeleteWah makasih infonya mamski, kayaknya aku kudu ngepost2-in gini biar lebih terarah, nggak jajan online shop mulu 😂
ReplyDeleteHihi iya dulu awal lahiran doyan banget belanja olshop❣️
DeletePatut dicoba nih, bikin buku cashflow. Masuk dan keluar agar terkontrol.
ReplyDeleteIya mba, semangat ✊
DeletePas awal nikah aku hobi ngumpulin struk belanja terus dicatet. Lama-lama numpuk dan mlah bikin stress. Tapi akhirnya tahu mana pos yang banyak keluar uangnya, mana yang bisa di rem. Sekarang kami masih fokus lunasin hutang KPR. Setelah itu mau fokus ke dana pensiun hehe. Dana darurat dan pendidikan anak, Alhamdulillah udah ada.
ReplyDeleteHihi iya awal nikah nempelin struk belanja kok stress ya hahha jadi nggak pernah lagi deh hehhe tfs bumil❤️
Deletekeren euy bisa punya dana darurat sampai 12x gaji. aku masih usaha banget nih nabung buat dana darurat dan sekolah anakku
ReplyDeleteSemangat mba❤️
DeleteWaaaah...
ReplyDeleteBaru mulai menyisihkan gitu, soalnya setiap bulan darurat terus walaupun ada aja rezekinya.
Iya teh, klo bisa hidup nggak boleh kepepet, semangats🤗
DeleteAku juga kemaren ikut baca tentang dana darurat di Ig. Seru.
ReplyDeleteAku juga jadi pengen punya darurat sampe 12 kali biaya hidup sebulan. Tapi,, ya emang nggak segampang nulis komen ini sih.
Mbak Sandra keren ih,, udah berhasil punya dana darurat dan cashflownya sehat.
Tfs mba, semangat ya mba kita berjuang demi masa depan gemilang ❤️
DeleteKalau anak 1, dana daruratny 12 kali gaji... Kalau anak 2 berapa? Hiks, msh berjuang ...
ReplyDeleteSemangat Bunda pasti bisa ✊
DeleteWah keren ulasannya... Yg paling penting lagi adalah berkah, dengan kebwrkahan pasti bahagia hidupnya :)
ReplyDeleteIya Teh, yang pertama masuk ke mulut itu harta yang halal atau nggak, itu yang bikin berkah✊
Deletedana darurat ya, gini masih sering mengutamakan keinginan darurat. huhu
ReplyDeleteBener bangets mba, keinginan darurat antara love n hate ya😬
DeleteKondisi keuangan setiap rumah tangga jelas beda-beda, jangan iri hati sama yang udah terpenuhi dana daruratnya. Selama ada kemauan, konsisten mengumpulkan dana darurat, sedikit demi sedikit insya Allah tercapai juga. Thanks for sharing, mbak Sandra.
ReplyDeleteIya mba ngga usah iri, apalagi klo inferior sama Sosialita yang ternyata hasil ngutang😬
DeleteKlo aku semakin di niatin biasanya duitnya malah kepake mba ... Jd pasrahan nunggu sisaan aj
ReplyDeleteOh mindset nya ya
DeleteDulu saya juga mbak.. perasaan gaji cuma numpang lewat sementara. Point nomor 1 emang mengubah segalanya kalo menurutnya. Zakat dan sedekah itu peranannya luar biasa. Setelahnya saya mencoba Sistemnya Dave Ramsey. Envelope system ❤️
ReplyDeleteTfs mba Ewa emang bener nih the more u give the more u get🌸
Deletesha belajar ini dulu denger radio waktu di kosan pas awal kerja. menang kuis radionya berupa buku finansial (lupa namanya) terus sempet dapet hadiah bukunya aidil akbar. Pas awal2 rada gak faham. Juga baru pertama kali punya uang sendiri :P padahal gak hedon, tapi bawaannya makaaaan terus dan pulang terus ke rumah. Gak bisa nabung, cma bisa beli handphone buat sendiri sama adek. Tahun kedua mulai ngerti, di baca lagi itu buku. Dan mulai deh ikut2an dana pensiun, reksadana dll. Dan ternyata membantu banget pas ada urgent!
ReplyDeleteIya ya Sha, sekarang aku juga udah mulai paham, masih belajar❤️
DeleteMba Sandraaa biasanya aku suka takut baca2 tentang ilmu perduitan gini haha suka merasa tertampar karena susah nabung. Tapi aku baca sampe abis, bermanfaat bgt sharingnya. Iya sama aku dan suami paling anti ngutang apalagi cuma karena demi Lifestyle. Mending sisihin buat kebutuhan anak anak. Tfs yaaa
ReplyDeleteTfs mba semoga mencerahkan🌸
DeletePakai aplikasi pengatur keuangan lumayan bagus tuh kak. Aku pernah coba pake aplikasi Money Lover. Sampe bela belain beli premiumnya wkwkwk
ReplyDeleteTapi kendalanya, harus konsisten dalam ngisi datanya. Kalo ngga, yasudah akan terbengkalai juga jadinya. Intinya sih lebih ke gaya hidup kita aja yang dibenahi :D
Aku malah stress klo dicatat kayak gitu, teken keinginan dan cari solusi, tfs lho mas
DeleteAih untung saya bukan anak milenial jadi muka udah tebel gak terlalu peduli urusan branding di media sosial wkkkk. Saya mulai super ketat soal pengekuaran saat mulai berwira usaha.Thanks for sharing
ReplyDeleteTfs juga mba, sukses usahanya mba Dona
DeleteExcellent, what a blog it is! This website presents valuable data to us, keep it up.
ReplyDeleteBaca tulisan ini jadi ingat suami. Saya selalu dilarang untuk menggunakan uang tabungan saya sampai habis. Kalaupun mau digunakan harus dengan sepengetahuan suami saya. Bukan apa-apa sih, biar saya belajar manage keuangan dan punya dana darurat ketika saya butuh. Bukan buat dia, tapi buat saya sendiri.
ReplyDeleteBener banget mba jangan diabisin ya, tfs lho
DeleteYa ampun mba..tulisannya menginspirasi sekali. Lgs ketoyor gitu rasanya.. secara tiap bulan masih gali lubang tutup lubang huhuhu semoga tahun depan bisa lebih baik dan bisa #merdekasecarafinancial
ReplyDeleteDana darurat masih jadi PR banget buat kami yang setahun ini baru mutasi ke 'gaya hidup' yg baru. Halaah..
ReplyDeleteAku dulu punya beberapa rekening. Sekarang tinggal satu karena kurang bisa manajemen keuangan hiks
ReplyDelete