|
View dari Pulau Geleyang Karimunjawa (dok.pribadi) |
Sebenernya kisah ini udah ditulis disini tapi aku lupa password email nya jadi aku bikin blog baru. Oia tulisan ini diikutsertakan dalam Kontes menulis Travel Mate Western Australia
yang diselenggarakan oleh National Geographic Traveler Indonesia.
|
Kepulauan Karimunjawa (dok.pribadi) |
Hallo
travel mate! Di
tahun 2016 tentunya kamu sudah memiliki resolusi yang fresh dong, kalo ditanya soal resolusi tahun 2016 ini aku sih
pengen jadi Nusantara Traveler Artist seutuhnya. Emang apa sih Nusantara
Traveler Artist itu? Hmm sebenernya itu adalah istilah buatanku sendiri lho,
sebagai seorang seniman tentunya aku senang mencari inspirasi dalam berkarya,
salah satu caranya adalah dengan berwisata karena pemandangan akan menarik alat
lukisku untuk meniru kreatifitas Tuhan di alam semesta. Jadi, aku ingin menjadi
pribadi yang antimainstream, yang tak
hanya selfie di tempat wisata tapi
juga menghasilkan karya nyata untuk menginspirasi anak bangsa, bisa dengan live painting atau memotretnya untuk
dijadikan inspirasi untuk dilukis bahkan menulis kisah perjalanan di blog pribadi
di kemudian hari. Selain itu aku berharap di tahun 2016 ini, pemuda Indonesia
tidak hanya jago selfie (selfie yang bisa merusak lingkungan)
tapi juga harus berprestasi, lebih bermanfaat bukan? Tahun ini pula aku ingin
banget jalan-jalan keluar negeri, semoga saja ada tempat
penjelajahan pertama yang tercatat di passport baru ku.
Kali
ini aku akan berbagi
kisah salah satu perjalanan liburan tak terlupakan seumur hidupku, diantara
berbagai tempat yang pernah kukunjungi aku ingin kembali menikmati keindahan
Kepulauan Karimun Jawa karena kekuatan memorinya selalu membuatku bersyukur
dilahirkan untuk menjadi orang Indonesia.
29
-30 Maret 2012
Tanggal
29 Maret-2 April
2012 aku bersama teman-teman angkatan 2008 Pendidikan Manajemen Bisnis
dan beberapa Dosen
yang mengajar di jurusan ku melakukan
KKL “Kuliah Kerja Lapangan” ke Karimunjawa tapi menurut aku, kemarin itu adalah
liburan paska seminar proposal skripsi hihi jadi aku bisa refreshing
sebelum mendapat nama Dosen pembimbing skripsi.
Kami
berangkat dari Bandung pukul 6 sore dengan menggunakan armada bus malam,
ditemani hujan yang lumayan lebat, aku berdoa agar
cuaca di Karimunjawa cerah secerah hatiku yang haus akan liburan. Tiba di
Pelabuahan Kartini Jepara keesokan harinya sekitar pukul 1 siang, kami
mengisi perut terlebih
dahulu sambil menunggu jam keberangkatan kapal ke Karimunjawa satu jam
kemudian.
Perjalanan
kami dilanjutkan menggunakan kapal Bahari express, kapal ini lebih cepat sampai
karena hanya butuh waktu dua jam untuk tiba di Karimunjawa. Ini adalah
pengalaman pertama aku naik kapal laut, aku sudah minum obat anti mabuk agar
tidak terjadi hal yang tidak diinginkan alias hal yang memalukan. Selama perjalanan diatas kapal, aku
hanya bisa melihat laut di kanan kiri jendela sambil terus berdoa agar cuaca
tetap cerah! Lagu yang diputer di kapal itu dangdut koplo, sehingga tapi tak lama
kemudian kantuk menyerang dan akupun tertidur.
Sekitar
pukul 4 lebih kami tiba di karimunjawa, di dermaga kami melihat anak-anak kecil
berenang sangat jago luar biasa seperti acara si Bolang di Tv. Pertanda pertama
aku akan betah adalah, masyarakat lokal tidak heboh menawarkan kendaraan pada turis
yang baru datang it’s so nice. Kami lalu dijemput oleh mobil menuju homestay dan makan malam serta
istirahat sambil mempersiapkan energi untuk besok.
31
Maret 2012
Setelah
mandi pagi, aku olahraga sebentar disekitar homestay
dengan meminjam sepeda pada pemilik homestay. Aku bersama teman satu kamar
berjalan-jalan ke pasar tradisional Karimunjawa sambil menunggu sarapan. Pasar
tradisional karimunjawa hanya buka dari jam 5 sampai 8 pagi. Pasar
tradisionalnya begitu sederhana, ada beberapa toko baju dan klontong, tapi
kebanyakan penjual menjajakan ikan, sayuran dan jajanan khas karimunjawa.
Pertanda kedua aku betah liburan di karimunjawa adalah memang benar masyarakat
lokal begitu amat sangat ramah (kalo kata orang Sunda someah), tidak membedakan mana turis atau mana penduduk asli. Yang
unik lainnya adalah setiap motor yang dipakai dikarimunjawa tidak dikunci
ketika sedang parkir! Dibiarkan begitu saja, Amazing
(lagian kalo ada maling kan motornya harus diajak berenang ke Jepara).
|
Bersepeda di depan Homestay (dok.pribadi) |
|
Motor penduduk yang tak pernah dikunci saat ke Pasar Karimunjawa (dok.pribadi) |
Setelah
puas berjalan-jalan di pasar aku dan teman-teman sempat berfoto dan kami baru
tahu kalau rumah yang indah itu adalah sebuah cafe yang view nya menghadap ke dermaga, bagus banget dan walaupun cafe belum
buka, kami boleh mengambil foto disana, salut sama kebaikan orang karimunjawa.
Cafe ini juga menjadi tempat makan malam kami sebelum pulang ke Bandung.
|
Cafe satu-satunya saat itu (dok.pribadi) |
Setelah
sarapan pagi kami bergegas menuju dermaga untuk naik perahu mesin yang
menampung 20an orang untuk menuju Pulau Menjangan Kecil, aktivitas yang pertama
dilakukan adalah snorkeling
dan ini juga pertamakalinya aku snorkeling,
kami bersiap menggunakan
pelampung, kaki katak dan kacamata khusu snorkeling.
aku
sempat kaget ketika melihat laut tempat snorkeling yang
kedalamannya tak bertepi (supaya kaki katak yang digunakan tidak merusak terumbu karang) tapi
berkat support dari teman-teman, tak
lama kemudian aku sudah mulai terbiasa bersnorkeling
ria dengan kaki katak (itupun ukuran paling kecil) dan bernafas melalui mulut, aku
sempat berpegangan tangan bersama instruktur selam (panggil saja namanya Mas
Kucing) dan teman-teman, menyaksikan alam bawah laut yang indahnya luar biasa, aku
tak berhenti mengucap syukur kepada Tuhan semesta alam yang telah memberikan kesempatan tak
terduga ini.
Tiba-tiba
hujan turun, aku dan teman-teman beranjak dari laut untuk menuju destinasi selanjutnya. Pulau Cemara,
pantainya berpasir putih, suasananya tenang dan bersih sekali, dengan keisengan teman-teman, salah satu diantara kami
dikubur dengan pasir, gelak tawa saat itu sangat teringat jelas bagaimana aku
sangat menikmati kekompakan angkatan 2008 yang beberapa tahun lagi akan
berpisah karena masa kuliah yang tinggal sebentar lagi berakhir. Setelah
asik berfoto dan bermain air, lapar datang dan kami segera manyantap ikan bakar
dan sambal khas penduduk
Karimunjawa untuk makan siang, sungguh nikmat sekali kebersamaan ini.
|
Kebersamaan MB (foto dari pihak travel) |
Tak
lama setelah makan siang, kami melanjutkan snokeling lagi, kalau tadi di Menjangan kecil
kami snorkeling
bersama ikan-ikan kecil, kali ini kami snorkeling
di laut lepas yang jauh dari pulau. Ikannya tidak terlalu banyak tapi karang-karang yang
sangat besar dan bentuknya unik serta lautnya yang dalam sampai temanku geli melihatnya. Saat itu
cuacanya sangat panas tapi tidak menyurutkan niat aku untuk melihat ciptaan
tuhan yang menakjubkan.
Puas
snorkeling
kami menuju pulau Ujung Gelam, tujuannya adalah melihat sunset, disana kami juga menikmati kelapa muda yang dijajakan
sepanjang pantai oleh penduduk lokal, aku perhatikan penjualnya sungguh ramah
dan baik, tidak berebut pembeli bahkan yang ada adalah saling membantu misalnya
bila tidak ada uang kembalian, mereka juga biasa dititipi tas oleh kami bila
hendak main di pantai, katanya “simpan aja, disini aman kok” dan kami tidak
usah bayar untuk duduk-duduk.
Disini rasa kekeluargaannya masih sangat kental dan tidak matre. Puas menikmati
kelapa muda aku dan beberapa teman bermain air lagi kemudian melihat sunset di
dekat bebatuan yang mirip seperti bebatuan di pantai Bangka Belitung.
|
Sunset di Ujung Gelam (dok.pribadi) |
Setelah
matahari tenggelam kami pulang menuju homestay,
hebatnya lagi nahkoda tahu arah menuju pulau karimun meski tidak ada penerangan
selama perjalanan di laut. Secara disini listrik cuma ada dari jam 6 sore sampai
jam enam pagi, jadi sehari masyarakat Karimunjawa cuma dapet pasokan listrik 12
jam. Pantes aja orang-orang disini gak konsumtif mungkin karena jarang nonton
Tv. menonton TV hanaya
di malam hari itupun harus punya Parabola sendiri.
Malam
itu bertepatan dengan earth hour,
dimana pada pukul 20.30-21.30 kita dianjurkan untuk mematikan listrik selama
satu jam karena satu jam saja akan berdampak para penghematan energi di bumi.
Kalo masyarakat disini sih earth hournya
udah dari dulu 12 jam sehari lagi, salut banget. Katanya dulu
masyarakat disini menolak adanya listrik karena ingin hemat energi dan
menyayangi alam. Go green banget deh.
Setelah
bersih-bersih di homestay, aku dan
teman-teman main ke alun-alun karimunjawa yang luasnya sebesar lapangan bola,
disana kami melihat beberapa penjaja makanan mulai dari ikan bakar dan
cumi bakar, mie ayam, bakso ikan kuning dan lain-lain. Karena malas mengantri sea food aku meikmati makan malam degan
mie ayam yang harganya cuma
6 ribu rupiah saja dan
harganya sangat enak. Hari yang sangat luar biasa membuat aku
lelah tapi sangat bahagia.
1
April
2012
Hujan
turun sejak shubuh tapi tidak membuat kami malas melanjutkan petualangan, kami
menuju pulau Geleyang,
disana pemandangannya indah sekali, terdapat dermaga menuju pantai, karang dan
ikan terlihat, warna laut
biru dan toska
dengan kadar garam yang lebih tinggi. Puas snorkeling aku dan rombongan menuju
pulau Tengah
untuk makan siang, hunting foto dan istirahat sambil menikmati keindahan pulau.
|
Pulau Geleyang (dok.pribadi) |
|
difoto oleh Pak Bowo |
|
difoto oleh Pak Bowo |
|
Sandra, Vicky dan Meisya (foto dari Mas Kucing Guide) |
Perjalanan
dilanjutkan dengan snorkeling
di sekitar pulau
Kecil
dengan
spot yang berbeda tapi inilah tempat snorkeling
paling nyaman menurut aku. Walaupun cuaca sangat panas, dan teman-teman aku
sudah malas turun ke air, aku dan dua orang teman tidak mau menyia-nyiakan
kesempatan ini karena menurut teman aku: “kita harus memanfaatkan fasilitas
yang ada” hmm bener juga di Bandung kan gak ada pantai. Walau panas
kelihatannya setelah turun ke air terasa tidak panas, adem dan sangat meyenangkan.
Setelah
puas snorkeling,
kami menuju pulau Gosong
yaitu pulau yang hanya berukuran 5m x 8m, sangat kecil, seperti
gundukan pasir putih ditengah lautan biru kehijauan dan tentunya tidak ada
pohon karena bila air pasang pulau ini menjadi laut, bila air surut, baru ada
deh, seperti pulau
misterius di Life Of Pi ya hanya saja ini namanya pulau Gosong.
|
Penangkaran Hiu (dok.pribadi) |
Sebentar
dari pulau Gosong
kami melanjutkan destinasi terakhir ke penangkaran hiu, dan aku sempat turun
untuk uji nyali
berenang bersama Hiu. Kalau sekarang aku berpikir keras kenapa hiu itu harus
ditangkar sih?. Kami pulang menuju homestay dan pamit pada Mas kucing and crew yang begitu sabar mengajari kami snorkeling,
mereka adalah tim yang baik
dan ramah luar biasa selama perjalanan dua hari ini menjadi sangat amat berkesan.
Suatu
hari aku ingin kembali ke pulau ini karena yang belum kesampaian adalah melihat
sunrise di pulau Nirwana!
Acara
puncak kami adalah dinner di cafe
yang sempat aku kunjungi pagi kemarin, udara sejuk, sambil menikmati ikan bakar
ditemani taburan bintang dilangit menjadikan pengalaman ini tidak bisa dibayar
dengan apapun. Bayangkan biasanya
aku melihat sedikit bintang di kota besar seperti Bandung, tapi karena disini
alamnya sangat asri aku bisa melihat begitu banyak bintang seperti di kartun
Doraemon, aku rindu langit ratusan juta tahun yang lalu.
2
April 2012
Paginya
aku sempat belanja oleh-oleh sedikit di Pasar berupa ikan asin, Ikan teri dan
kerupuk ikan kerapu (kata teman yang bisa berbahasa Jawa, pedagang disini gak
ngemahalin kok karena emang masih bisa ditawar, lagian emang sudah seharusnya kita membeli dagangan
mereka karena di perkotaan kita sudah terllu banyak belanja di Toko besar yang
emang nggak bisa ditawar). Agak siang aku juga sempat
membeli kaos khas KarimunJawa seharga 40 ribu dan gantungan kunci 5 ribuan.
Aku
berharap pengelolaan Pariwisata di pulau ini dikelola lebih baik, tetap go green, masyarakatnya tetep ramah, ga
matre, makin nyaman, makin aman dan bershabat sehingga turis menjadi betah dan
ingin kembali ke karimunjawa...
3
April 2012
Tiba
di Bandung...
Akang:
neng idungnya item...
Aku:
iya, idung nya ya?
Akang:
tapi itemnya sampai ke bawah (menunjuk ke mata kaki)
Aku:
ooh kirain -__-
Cekrekkk
Oleh-oleh
khas Karimunjawa: punya pacar (sekarang suami) makin bule.
Ahh
yang penting pernah ke Karimunjawa, hasil foto dari lensa kamera secanggih
apapun tidak akan bisa mnggantikan lensa mata ciptaan tuhan, sungguh menarik
jika bisa melihat langsung keindahan alam karimunjawa! Satu hal yang aku sesali, kenapa
tidak membawa alat lukis! see
you soon karimunjawa.
|
Patrick (dok.pribadi) |